Alhamdulillâhilladzî arsala rasûlahû bilhudâ wa dînil haq. Liyuzhhirahû ‘aladdîni kullihî. Wa kafâ billâhi syahîdâ. Asyhadu allâ ilâha illallâh, wahdahû lâ syarîkalah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluhû, lâ nabiyya ba’dah.
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang setia hingga hari kiamat.
Kewajiban menuntut ilmu adalah perintah agama. Beriman dan beramal dengan benar haruslah dengan ilmu. Agar sesuai dengan keteladanan yang diwariskan oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi emas, As-Salafus As-Shalih sepeninggal beliau,
Kualitas iman dan amal seseorang akan berbeda antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.
Karena itulah Allah subhânahûu wa ta’âlâ menjelaskan perbedaan tingkatan tersebut melalui satu pertanyaan.
"Adakah sama antara orang-orang yang memiliki pengetahuan dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Az-Zumar: 9).
Di ayat yang sama, Allah subhânahûu wa ta’âlâ berfirman:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
Artinya, hanya sebagian orang yang memiliki kesadaran menuntut ilmu agama. Tidak semua. Akan tetapi, sebagian orang itulah yang Allah sebut sebagai orang yang cerdas, Ulul Albâb
Melalui ayat ini kita menjadi faham bahwa literasi ilmu pengetahuan itu menjadi penting. Karena, di samping keutamaan di dunia, yang tampak kasat mata hari ini (wal’iyâdzu billâh: bukan pujian manusia yang kita cari), ilmu yang bermanfaat juga akan menjadi investasi yang paling mahal di setelah kita meninggal dunia. Karena pahalanya akan terus mengalir kendati kita sudah tiada.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang shaleh” (HR. Muslim, no. 1631).
Di sinilah, Kahf International Boarding School (KIBS) hadir dengan sistem yang berbasis pendidikan karakter yang terintegrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
Sistem boarding school (berasrama) terbukti unggul. Baik dalam pelayanan, maupun dalam proses transformasi ilmu pengetahuan yang komprehensif. Dengan mempercayakan putra-putri di KIBS orang tua menjadi tenang bekerja dan santri juga nyaman.
Lingkungan pendidikan menjadi kondusif untuk praktek ibadah yang terbimbing dan terpantau, menghafal Al-Quran, praktek Bahasa Arab, Bahasa Inggris, latihan pidato (muhadharah), belajar bersama,
Demikianlah cita-cita kita bersama. agar putra-putri generasi penerus estafet cita-cita orang tua mampu memiliki akidah yang lurus, ibadah yang benar, akhlak yang mulia serta memiliki daya saing, baik nasional maupun global. Bertakwa, Berakhlak, Cerdas.